Jika kita telaah kembali, kuliah dan bekerja adalah dua hal yang berbeda namun sebenarnya amat berkaitan, terutama dalam masalah pengelolaan atau manajemen keuangan.
Jika kita tidak memiliki pengetahuan mengenai manajemen keuangan yang baik saat masa-masa kuliah, hal tersebut akan berdampak buruk pada kehidupan setelah masa kuliah itu selesai.
Apalagi, jika kita adalah seorang mahasiswa perantauan yang jauh dari orang tua dan tidak bisa meminta uang secara terus-menerus. Mau tidak mau, kita harus pandai dalam mengatur pemasukan maupun pengeluaran kita sehari-hari.
Berikut adalah beberapa masalah keuangan yang sering dihadapi oleh mahasiswa dan tips mengatasinya.
1. Lebih banyak pengeluaran daripada uang bulanan dari orang tua
Besar pasak daripada tiang, rasanya peribahasa tersebut cukup cocok untuk keadaan tersebut, walaupun pemasukan di sini dari pemberian oleh orang tua saja.
Sebagai mahasiswa, kita harus bisa mengatur keuangan pribadi kita secara mandiri tanpa bantuan orang tua. Namun, seringkali yang kita alami adalah uang bulanan lebih cepat habis sehingga mau tidak mau akhir bulan harus mengkonsumsi mie instan.
Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah pastikan jika pengeluaran tidak melebihi pemasukan dengan membuat anggaran untuk mengetahui bagaimana pemasukan dan pengeluaran kita sehari-hari. Sertakan juga jumlah uang tambahan hasil dari kerja sampingan.
Untuk membuat catatan anggaran secara sederhana, kita hanya perlu menggunakan pulpen dan kertas saja. Namun, sebagai generasi digital sebagai mahasiswa kita juga bisa melakukan pencatatan melalui aplikasi penganggaran online seperti DompetKu, Catatan Keuangan, dan juga Dompet yang dapat diunduh di aplikasi pengunduh di ponsel masing-masing.
2. Tidak memiliki pemasukan lain, selain dari orang tua
Sebagai mahasiswa terkadang kita hanya disibukkan dengan belajar, atau pun ikut organisasi, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tidak bisa menambah income. Maka dari itu, kita harus memutar otak, jika pengeluaran kita memang banyak.
Banyak kegiatan yang dapat menambah income kita walau dikerjakan di tengah kegiatan perkuliahan kita. Seperti halnya dengan mengikuti magang, bekerja part-time, ataupun bekerja secara lepas sebagai freelancer.
Beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk menambah income:
- Menjadi asisten dosen
- Magang di perusahaan
- Mengambil pekerjaan paruh waktu seperti menjadi barista, guru les, dan lain-lain
- Mencari pekerjaan lepas seperti menjadi editor, content creator, influencer, dan lain-lain
- Membuka usaha sendiri.
3. Sulit untuk menabung atau berinvestasi
Dikarenakan banyaknya pengeluaran, mungkin saja sebagai mahasiswa kita kesulitan untuk melakukan saving money. Status mahasiswa dan kewajiban orang tua untuk membiayai membuat kita bersantai-santai.
Padahal sebenarnya kita dapat membangun kebiasaan untuk menabung dan berinvestasi dari usia muda untuk mempersiapkan masa depan agar lebih sejahtera.
Cara mengatasi permasalahan ini adalah dengan memulai kebiasaan menabung dan berinvestasi dengan membuka beberapa rekening yang digunakan khusus untuk menabung, dan memulai investasi melalui reksa dana pasar uang yang bisa dilakukan dengan modal Rp. 100.000.
Kamu juga bisa mulai membuat post-post tersendiri sekian persen untuk melakukan saving, untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
4. Tidak mempersiapkan dana darurat
Keadaan mendesak sering kali datang secara tidak menduga. Seperti halnya saat sakit dan tiba-tiba harus dirawat, membeli alat praktikum, atau kebutuhan mendesak lainnya.
Dalam hal dana darurat cukup penting, terutama bagi kita, mahasiswa yang berkuliah di luar kota dan jauh dari orang tua sehingga harus mengatur keuangan secara mandiri.
Untuk memiliki dana darurat kamu harus menyisihkan sedikitnya 5% dari penghasilan bulanan dari pekerjaan, atau pun yang sudah ditotal dengan biaya bulanan dari orang tua. Untuk berjaga-jaga, setidaknya kita sebagai mahasiswa harus mempersiapkan dana darurat sejumlah 6-12 kali pengeluaran rutin setiap bulan untuk kebutuhan kita.
5. Kecanduan melakukan taruhan atau judi
Bukan hal yang langka, banyak dari mahasiswa yang memutarkan uangnya untuk mendapatkan income yang lebih besar dengan mengikuti taruhan atau judi online.
Dampak buruk dari perbuatan ini adalah dapat membuat kita ketagihan sampai menang. Jika dipikir lagi, mengikuti taruhan ini seperti berharap pada sesuatu yang tidak pasti. Dan belum tentu income akan bertambah. Bagaimana jika kalah dalam taruhan? Tentunya tidak akan mendapatkan apa-apa selain rasa kesal dan kecewa. Beberapa hal yang dapat dilakukan jika kita kecanduan judi yaitu dengan:
- Mengakui jika memang telah kecanduan melakukan perjudian
- Menganalisis dampak dari sikap kecanduan berjudi
- Mengetahui alasan mengapa telah berjudi
- Menyadari kemudian memblokir seluruh akses untuk melakukan perjudian kembali
6. Bergaya hidup di atas standar kemampuan
Masa-masa kuliah merupakan salah satu fase di mana kita memiliki keinginan untuk mencoba berbagai hal yang belum pernah dilakukan. Tidak jarang, karena hal tersebut membuat kita dapat terjerumus pada lingkaran pertemanan yang kurang sehat dengan gaya hidup hedonisme.
Gaya hidup hedonisme para mahasiswa ini biasanya ditunjukkan dengan perilaku yang banyak dihabiskan hanya untuk bersenang-senang karena beranggapan bahwa hidup hanya satu kali saja, dan harus dinikmati dengan semaunya.
Cara mengatasi agar tidak terjerumus pada gaya hidup yang hedonisme ini bisa dilakukan dengan mengubah mindset konsumtif menjadi produktif, membatasi melakukan self-reward, dan juga harus rajin mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Selain itu, memiliki tujuan keuangan dan rencana keuangan jangka panjang juga penting, demi kelangsungan kondisi keuangan di kemudian hari.
Dari keenam hal yang menjadi masalah keuangan para mahasiswa dan tips mengatasinya, kunci dari kedisiplinan agar terhindar dari masalah keuangan tersebut adalah dengan membuat rencana anggaran keuangan dan tidak bergaya hidup di atas kemampuan yang dimiliki.