Berita Dunia Kerja Online Terbaru
Tips  

Wajib Tahu! Ini 10 Perbedaan Indeks SINTA dan Scopus

Perbedaan Indeks SINTA dan Scopus
Perbedaan Indeks SINTA dan Scopus

Dosen pembimbing suka menyuruh kamu untuk cari referensi jurnal terindeks SINTA atau Scopus, tapi masih belum tahu apa perbedaan indeks SINTA dan Scopus? Artikel ini akan memberi kamu jawabannya.

Penggunaan jurnal yang terindeks SINTA maupun Scopus masing-masing memiliki banyak kelebihan. Penggunaan indeks Scopus cenderung memiliki reputasi serta nilai yang cukup tinggi. Untuk bisa terindeks Scopus, jurnal atau artikel ilmiah harus terbukti menghasilkan sesuatu yang signifikan.

Sementara jurnal yang terindeks SINTA harus berupa suatu karya ilmiah yang lolos penilaian berdasarkan pada akreditasi dan sitasi. Jurnal yang telah terindeks SINTA memiliki rangkaian yang rumit dan kompleks, khususnya dari segi format dan penulisannya. 

Artikel ini akan membahas perbedaan jurnal indeks SINTA dan Scopus secara lebih detail.

Perbedaan Jurnal SINTA dan Scopus

SINTA dan Scopus adalah database yang berisi kumpulan jurnal terakreditasi nasional dan internasional. Agar makin paham dan tidak lagi bingung harus menggunakan jurnal yang mana, berikut kami berikan perbedaan jurnal yang terindeks SINTA dan Scopus.

1. SINTA Merupakan Salah Satu Portal Jurnal Online Nusantara

Secara garis besar, jurnal SINTA adalah karya ilmiah yang termuat dalam database Nasional. Bukan sembarang database, karena SINTA merupakan database khusus untuk jurnal-jurnal yang berkualitas, khususnya jurnal yang telah terakreditasi.

SINTA atau Science and Technology Index sendiri merupakan produk rilisan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti). 

Dengan sumber pengelolaan yang jelas dan tujuan untuk penampungan jurnal skala nasional yang terakreditasi, jurnal dan karya ilmiah yang lolos seleksi SINTA bisa kita jadikan sebagai referensi yang kuat.

Apalagi SINTA juga sudah terhubung secara langsung dengan indeks SCOPUS dan platform Google Scholar. Setiap artikel yang termuat dalam SCOPUS otomatis juga bisa terindeks SINTA. 

Dengan begitu, kekuatan jurnal yang termuat jadi semakin baik, dan biasanya ini menjadi bentuk jurnal yang relevan untuk kita jadikan sumber referensi. 

2. Indeks SINTA Memiliki Banyak Strata Jurnal

Indeks SINTA memiliki banyak kelas untuk setiap postingan jurnal, yaitu SINTA 1, SINTA 2, dan seterusnya. Penetapan kelas ini menjadi indikator sebaik apa kualitas jurnal yang terupload

Perbedaan jurnal SINTA 1, 2, 3, 4 terletak pada poin penilaiannya sekaligus perbedaan peringkat akreditasi. Semakin sedikit angkanya, semakin baik pula tingkatan penilaian jurnalnya. 

SINTA 1 memiliki nilai 100 hingga 85, SINTA 2 antara 85 hingga 70, SINTA 3 antara 70 hingga 60, dan seterusnya.

3. Indeks SINTA Punya Cakupan Nasional

Indeks SINTA mencakup berbagai jurnal ilmiah yang bertaraf nasional. Ini bisa jadi kesempatan yang baik untuk membuktikan jika jurnal kita berhasil terposting ke SINTA, maka jurnal kita sudah memenuhi standar kelayakan dan memiliki kualitas skala nasional.

Hanya saja, kita memang harus melihat seberapa baik akreditasi setiap jurnal yang akan kita posting ke SINTA. Buat kamu yang belum tahu, kita dapat memanfaatkan situs akreditasi seperti ARJUNA. 

Kita bisa mulai dengan menyusun jurnal atau artikel ilmiah lain dengan menyesuaikan template yang sudah ada di ARJUNA dan membuat jurnal se-orisinil mungkin. Barulah ketika proses akreditasi selesai, kita bisa posting dalam database yang memiliki cakupan skala nasional ini.

4. Indeks SINTA Berperan Penting Bagi Penulis Karya Ilmiah

Karena SINTA Kemendikbud memiliki kinerja untuk menilai seberapa baik kualitas sebuah jurnal atau karya ilmiah, maka indeks SINTA jadi cukup penting untuk penulis karya ilmiah. Indeks SINTA akan membantu penulis dalam menilai seberapa baik kualitas karya ilmiah yang sudah mereka buat. 

Oleh karena itu, tidak heran jika dosen menyarankan penggunaan jurnal terindeks SINTA sebagai referensi penulisan karya ilmiah yang berbobot. 

5. Perlunya Akreditasi Jurnal sebelum Upload ke SINTA

SINTA memiliki sistem untuk menilai kinerja dan bagian-bagian dari jurnal yang terposting. Oleh karenanya, kamu memerlukan akreditasi terlebih dahulu untuk menguji kelayakan dan penilaian kinerja jurnal, misalnya dengan platform ARJUNA.

Melalui situs ARJUNA, kita juga bisa mendapatkan template berbagai jenis jurnal SINTA. Misalnya seperti template untuk SINTA 2, atau semacamnya. 

Setelah menyesuaikan format jurnal dengan template jurnal di ARJUNA, coba lakukan akreditasi. Begitu mendapatkan akreditasi baik dari ARJUNA dan sitasi, kamu baru bisa memposting jurnal tersebut ke SINTA. 

Semakin besar sitasinya, nilai yang ada di SINTA juga akan terpengaruh. Ini akan menentukan kelas SINTA mana yang tepat untuk jurnal yang sudah kita upload. Bisa SINTA 1, 2, 3, dan seterusnya. 

6. Dosen dan Peneliti Berkontribusi Besar dalam Kemajuan Indeks SINTA

SINTA merupakan platform yang mewadahi hasil penelitian yang terpublikasi secara online

Dalam hal ini, peneliti dan dosen menjadi bagian yang memiliki  kontribusi besar dalam memajukan dan memaksimalkan indeks publikasi jurnal SINTA. 

Dengan demikian, setiap jurnal yang terindeks SINTA jadi lebih terstruktur dan memiliki kualitas baik.

7. Membutuhkan Minimal 20 Referensi untuk Memperbesar Kemungkinan Lolos Seleksi SINTA

Menggunakan 20 referensi untuk membuat jurnal memang bukan sesuatu yang gampang. Apalagi jika dosen menuntut setiap referensi minimal harus jurnal ilmiah yang sudah terindeks SINTA. 

Namun, ini bisa menjadi langkah kecil yang harus kamu lakukan untuk menguatkan kredibilitas tulisan. Dengan begitu, proses upload jurnal bisa jadi lebih cepat dan tidak lagi tertolak.

8. Scopus Adalah Indeks Jurnal Bertaraf Internasional

Scopus sendiri merupakan salah satu pusat data maupun literatur ilmiah yang berskala internasional. Indeks Scopus mulai populer pada tahun 2004 dengan fokus pada berbagai bidang ilmiah yang meliputi ilmu hayati, ilmu kesehatan, sains fisik dan teknik, serta ilmu sosial humaniora.

Dalam perkembangannya, Scopus tidak hanya mencakup 4 bidang ilmiah saja, tetapi juga memiliki cakupan jurnal yang lebih luas. Tidak hanya memuat karya ilmiah, Scopus juga memiliki beberapa data hak paten untuk berbagai penelitian yang ada di dunia.

Tingkat signifikansi jurnal yang terindeks Scopus ini akan tercantum dalam scimago journal rank. Scimago journal rank akan mengukur kualitas jurnal berdasarkan sitasi dan kualitas rujukan yang ada di dalam jurnal.

9. Cakupan Jurnal Scopus Lebih Luas dari SINTA

Portal Scopus merupakan portal ilmiah yang memiliki skala internasional. Tidak sembarangan jurnal bisa mendapatkan indeks corbus atau masuk ke database Scopus. Jurnal yang sudah masuk ke Scopus memiliki kualitas yang sudah terjamin dan terakreditasi.

Meski jurnal terindeks Scopus sudah pasti bisa terindeks SINTA, tapi bisa jadi jurnal yang terindeks SINTA belum terindex Scopus. Perbedaan standarisasi jurnal dan cakupannya yang lebih luas membuat tingkat kesulitan indeks Scopus juga lebih tinggi. 

10. Indeks Scopus Memiliki Beragam Manfaat

Karena bertaraf Internasional, otomatis akan ada berbagai manfaat dari jurnal yang terindeks Scopus. 

Bagi peneliti atau penulis, mereka dapat menggunakan jurnal-jurnal berskala internasional di Scopus sebagai referensi sekaligus mengetahui perkembangan terbaru dalam dunia akademik Internasional.

Tak hanya penulis, Scopus sendiri punya banyak manfaat untuk pengajar dan mahasiswa sebagai rujukan kegiatan penelitian semasa studi. Disamping itu, indeks Scopus juga bisa menjadi sarana pembubuhan nama penulis secara internasional.

Jadi, SINTA dan Scopus adalah sarana terbaik untuk menilai kinerja suatu jurnal. Kedua situs ini akan membuktikan seberapa besar kelayakan jurnal kita untuk terposting di database mereka. 

Beda SINTA dan Scopus terletak pada cakupan dan juga kelasnya. Apabila Indeks SINTA hanya untuk taraf nasional, indek Scopus punya taraf internasional. Secara umum, cakupan indeks Scopus ini akan lebih luas daripada indeks SINTA. 

Sekarang sudah paham ya apa perbedaan indeks SINTA dan Scopus?  Jika kamu punya pengalaman posting jurnal di kedua database ini, boleh banget buat sharing di kolom komentar, ya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *